Jumat, 27 Mei 2011

Logo Real Madrid dari Masa ke Masa


 

 1902-1908
Saat pertama kali terbentuk pada 6 Maret 1902, Real Madrid sudah punya lambang sedrehana dengan tulisan MCF berwarna putih yang merupakan singkatan dari Madrid Club de Futbol. Logo ini berbentuk lingkaran dengan warna dasar biru tua.







 

 1908-1920
Pada 1908, Madrid menggunakan logo tulisan MCF dengan tambahan lingkaran dan perubahan model tulisan MCF yang dibuat lebih tipis.







 
 1920-1931
Perubahan signifikan terjadi pada logo Madrid mulai 1920. Kala itu Raja Alfonso XIII memberikan status kebangsawanan sehingga Madrid mulai menggunakan nama Real Madrid Club de Futbol. Real bisa diartikan sebagai Royal. Mulai saat itu pula, gambar mahkota mulai ditambahkan di bagian atas logo los Merengues. Tapi warna biru dan putih masih mendominasi logo tersebut.




1931-1941
Saat pemerintahan dibubarkan pada 1931, semua simbol yang berkaitan -termasuk gambar mahkota dan penggunaan kata Real- dihilangkan. Meski begitu, pihak klub coba mempertahankan unsur kerajaan dengan mengganti gambar mahkota pada logo Madrid dengan garis tebal melintang bewarna ungu. Sebagai catatan, warna ungu merupakan warna yang menjadi ciri khas kerajaan di Madrid. Sementara itu, tulisan MCF yang sebelumnya berwarna biru berubah menjadi emas.






1941-1997
Ketika perang sipil berakhir pada 1941, gambar mahkota kerajaan kembali digunakan pada logo Madrid. Tapi garis ungu melintang tetap dipertahankan. Berbeda dari sebelumnya, logo madrid dibuat berwarna dan didominasi warna emas. Nama klub pun kembali menjadi Real Madrid lub de Futbol (RMCF).





 

1997-2001
Pada 1997, terjadi sedikit perubahan pada logo Madrid khususnya pada bentuk mahkota yang dibuat lebih kecil dan sederhana. Sementara itu, garis ungu melintang berubah menjadi biru tua.





 


2001-Sekarang
Mengikuti perkembangan zaman di abad 21, Madrid melakukan perubahan kecil pada logonya, yaitu  tulisan MCF disesuaikan dengan ukuran lingkaran dan dipertegas dengan garis pinggir berwarna biru tua.

Minggu, 22 Mei 2011

Raul Gonzalez : Pangeran Real Madrid


Nama lengkap : Raul Gonzalez Blanco
Nama Panggilan : Raul
Kebangsaan : Spanyol
Lahir : di Madrid (San Cristobal de Los Ángeles)
Tanggal lahir : 27 Juni 1977
Tinggi/Berat : 180 cm/69 kg
Klub : Real Madrid
Posisi : Forward
No Punggung : 7
Istri : Mamen Sanz

Raul Gonzalez Blanco atau yang biasa disebut Raul lahir pada 27 Juni 1977 (31 tahun) adalah salah satu pemain yang menjadi ikon Real Madrid dan tim nasional Spanyol. Raul telah bermain di tim senior Real Madrid sejak tahun 1994. Raul yang saat ini menjabat sebagai kapten Real Madrid tersebut telah memainkan lebih dari 500 pertandingan bersama Los Galacticos dan mencetak 223 gol di ajang La Liga.

Karir junior Raul diawali pada tahun 1988 ketika pemain bertinggi 180 cm itu bergabung dengan klub lokal, San Cristóbal de Los Ángeles. Bakat Raul tercium pemandu bakat Atletico Madrid dan pada tahun 1990 Raul muda resmi bergabung dengan tim junior Atletico di Vicente Calderon.
Pada tahun 1992, Real Madrid yang menjadi rival utama Atletico terpikat dengan bakat Raul dan memboyongnya ke Santiago Barnebeu. Raul melakukan debut pada usia 17 tahun saat El Real dilatih Jorge Valdano. Raul menjadi pemain paling muda yang pernah bermain di tim senior Real Madrid.

Raul telah bermain lebih dari 100 pertandingan untuk tim nasional Spanyol dan merupakan pencetak gol terbanyak yaitu 47 gol. Ia tampil bersama Spanyol pada Piala Dunia 1998, Piala Eropa 2000, Piala Dunia 2002, Piala Eropa 2004, dan Piala Dunia 2006.

Saat Tim Matador menjuarai Piala Eropa 2008, Raul tidak dipilih oleh pelatih Luis Aragonés yang lebih mempercayakan lini depan Spanyol kepada Fernando Torres dan David Villa.

Masa Kecil Raul
Pedro Gonzalez Blanco, seorang tukang listrik, dan istrinya Maria Luisa yang mempunyai sebuah butik, mereka beserta anak-anak mereka hidup di Colonia Marconi, of San Cristobal de Los Angeles (Madrid).

Mereka mempunyai 3 orang anak, yang pertama bernama Pedro, sama seperti ayahnya, yang ke dua bernama Maria Luisa, sama seperti nama ibunya, dan yang ketiga, si bungsu, bernama Raul Gonzalez Blanco.

Raul anak yang tergolong kecil dibandingkan teman sebayanya, selain pendek, dia juga kurus. Belum lagi tubuhnya yang tidak tahan terhadap kuman penyakit. Raul tumbuh sebagai anak yang sering sakit-sakitan.

Keluarga Pedro Gonzalez Blanco, seperti keluarga kecil lainnya yang hidup di Madrid, tergila-gila kepada sepak bola. Pilihan pada saat itu, hanya 2, menjadi pendukung Real Madrid atau Atletico Madrid. Pedro mengarahkan kedua anak lelakinya untuk menjadi pendukung setia Atletico Madrid, seperti layaknya anak-anak lain, impian mereka adalah membela klub kesayangannya itu.

Pedro, dan juga Raul bermain sepak bola seperti layaknya anak-anak lain sebaya mereka. Tetapi, Pedro menangkap suatu hal yang berbeda dari anak bungsunya, postur Raul yang kurus dan pendek tidak membuatnya kalah berebut bola, bahkan dengan postur yang seperti itu, Raul dapat berkelit dengan mudah, berlari dengan lebih cepat, dan mengelak dengan lebih baik. He’s different.

Pedro dan Maria Luisa tidak ingin menyia-nyiakan bakat yang terdapat dalam diri Raul, pada umur 6 tahun, ayahnya mendaftarkan Raul ke klub sepak bola semiamatir, San Cristobal De Los Angelesa. Raul menjadi bintang bagi klubnya, tapi usianya yang belum mencukupi untuk mengikuti kejuaraan-kejuaraan menjadi hambatan bagi dirinya. Untunglah Pedro mendapat akal, Raul berganti identitas menjadi ‘Dani’, dan supaya terlihat lebih tua pada saat difoto, maka ‘Dani’ mengenakan kaca mata. Taktik itu berhasil, Raul dapat mengikuti kompetisi, dan untuk semakin memotivasi putra bungsunya, maka setiap gol yang dicetak Raul, dia mendapatkan hadiah 500 pesetas.

Satu tahun cukup bagi Raul untuk menjadi ‘Dani’, pada saat usianya telah mencapai 7 tahun, Raul semakin gemilang sebagai pemain sepak bola. Sepak terjangnya menarik perhatian klub kesayangannya, Atletico Madrid. Kariernya di Atletico Madrid dimulai pada tahun 1990, ketika dia diterima sebagai pemain Atletico melalui tim remaja “Cadete B”. Dan dalam beberapa bulan saja, Raul telah dipromosikan ke tim “Cadete A”, di sanalah Raul menjadi pemain yang semakin mengkilap dan menarik perhatian Presiden Atletico, Jesus Gil.

Secara keseluruhan Raul mencetak 65 gol untuk tim ini, dan membawa team remaja Atletico memenangkan Piala Raja 1992 dengan mengalahkan Real Madrid di final. Saat itu telah banyak orang yang meramalkan, kalau suatu saat Raul akan menjadi bintang.

Dan pada saat segala kecemerlangan Raul sebagai pemain remaja sedang bersinar, tiba-tiba saja Jesus Gil, karena kekurangan dana, menutup program Atletico Madrid Junior. Raul menjadi pengangguran. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Real Madrid, melalui agen pemain Fransisco de Garcia, yang memang sudah memantaunya sejak lama, Real menawarkan 15 ribu pesetas / bulan kepadanya.

Raul pun memilih untuk pindah ke Ciudad Deportivo, markas latihan Real. Keputusan yang membuat hati ayahnya hancur berkeping-keping, tapi sayangnya disambut dengan dingin oleh pihak Atletico. Yang pada akhirnya pada tahun 1994 mereka sesali dengan sepenuh hati. Bahkan Jesus Gil, melalui putranya Miguel Angel, berusaha untuk membujuk Raul kembali ke Atletico.

Sejarah Kostum bernomor 7
Nomor 10 seringkali menjadi angka keramat dalam satu team sepak bola. Biasanya kostum bernomer 10 dipercayakan kepada pemain bintang, atau kepada pemain yang menjadi nyawa sebuah tim. Lalu, kenapa Raul Gonzalez ‘hanya’ dipercaya mengenakan kostum nomer 7???
Kalau Raul mau, ia bisa saja menguasai kostum nomor 10 di Madrid, angka yang dibesarkan oleh idolanya, Diego Maradona. Tetapi Raul memilih nomer 7 sebagai nomor pribadinya.

Sebelum memilih Maradona sebagai idola, Raul lebih dahulu mengagumi Paulo Futre di Atletico Madrid, dan Emiliano Butragueno, bomber Madrid. Sejak ia bergabung dengan Real Madrid, kiprah Butragueno menjadi impiannya di masa depan.
Namun sang idola punya pemikiran lain dengan harapan Raul, “Saya pikir, pengganti saya yang paling pas di Madrid adalah Alfonzo Perez”. Butragueono boleh meramal, tapi Jorge Valdano punya pandangan sendiri.

Pada 27 Oktober 1994, ia mendaftarkan Raul sebagai anggota tim senior Madrid. Dua hari kemudian, Valdano memutuskan untuk mencadangkan Butragueono, dan menyerahkan kostum nomor 7 milik sang bomber kepada Raul saat Madrid bertandang ke Stadion La Romareda, markas Real Zaragoza.

Hal itu dapat terjadi karena saat itu kostum team belum diberi nama si pemain. Jadi, pemakai kostum bernomer 7 sah-sah saja berganti dalam sebuah kompetisi.
Beberapa waktu yang lalu, di team nasional Spanyol kita sempat melihat Raul mengenakan kostum bernomor 10. Raul berkali-kali menolak kostum yang diberikan Javier Clemente kepadanya itu, tapi karena desakan dari pelatih dan para petinggi, Raul menerima kostum tersebut.

Javier Clemente menyatakan bahwa dia memberikan kostum tersebut kepada Raul, karena ingin menunjukkan kepercayaannya kepada sosok Raul di lapangan. Apa boleh buat, ketika Clemente berhenti sebagai pelatih Spanyol, kostum bernomer 10 pun ditinggalkannya, dan dia mengenakan kembali nomor kebanggaannya, 7.

Kapten ReaL Madrid
Musim ini Raul menorehkan sebuah rekor baru dalam sejarah Real Madrid. Dalam usianya yang ke-26, Raul adalah pemain termuda yang berhasil menjadi pemimpin bagi sebelas orang pasukan Real Madrid.
Tetapi kita tidak akan mendengar keraguan yang ditunjukkan oleh para pendukung Real Madrid. Semenjak dia melakukan debutnya pada usia 17 tahun, semua pihak telah menyadari kalau suatu saat dia akan menjadi ikon klub terbaik abad ini.

Beberapa tahun belakangan ini, Raul selalu disertakan dalam pembicaraan baik antar pemain maupun dengan official klub, dan di dalam ruang lingkup itu dia selalu menjadi yang termuda. Dan sekarang ketika Roberto Carlos, Guti, dan Fernando Morientes, telah menjadi ketiga kapten pengganti klub, Raul tetap menjadi yang termuda di antaranya.

Dia menerima ban kapten tersebut dari Fernando Hierro, sahabat sekaligus gurunya, yang pensiun dari Real Madrid akhir musim lalu. Walaupun dia kecewa karena kehilangan kehadiran Hierro baik di dalam maupun di luar lapangan, akhirnya dia menerima tugasnya dengan baik, dan menjalani tugas barunya sebagai kapten Real Madrid.

"We have to think in the present but we must never forget what Hierro did for this club," adalah ucapan yang Raul ucapkan mengenai Hierro. Menurut Raul, Hierro adalah bagian dari sejarah Real Madrid, dan sebagai bagian dari Real Madrid, kita semua harus menghormati dan berbahagia atas segala yang telah dia lakukan terhadap Real Madrid. Dan Raul juga merasa bangga, telah mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan tugas dari orang yang telah mengajarkannya berbagai macam hal.

Setelah menjadi kapten, Raul berjanji dia tidak akan berubah, baik sebagai seorang pemain maupun sebagai seorang manusia. Dan kalaupun apabila sekarang dia terlihat lebih bersinar, itu karena dia juga merupakan juru bicara bagi team.

Kebintangan klub maupun pemain Real Madrid menurut Raul cukup rancu untuk dijalankan. Setiap orang yang melihat daftar nama yang muncul dari list pemain Real Madrid akan menganggap bahwa team ini dapat memenangkan apapun, tetapi menurutnya, sepak bola bukan sekedar nama di atas kertas, melainkan kerja keras dan keinginan untuk meraih kemenangan. “Football is not science. That is why we approach all matches as finals”

Pada awal kedatangan Carlos Queiroz sebagai pelatih baru Real Madrid, dia pun menyetujui bahwa Raul adalah orang yang paling tepat untuk menjadi kapten Real Madrid. Selain karena pengalamannya, kualitas permainannya, prestasinya, keberaniannya, kedewasaannya, dan ketenangannya. Tetapi karena satu kualitas yang tidak dimiliki pemain lain. “He understands player”.

Raul Madrid
Frase di atas sudah menjadi sebuah kata yang paten berada di otak pecinta Real Madrid. Raul Madrid. Raul hanya milik Madrid. Bagi para pendukung Real Madrid, Real Madrid tidak ada artinya tanpa Raul. Raul telah mendarah daging sebagai icon Real Madrid.

Berbagai pemain dengan segala macam keglamouran datang ke klub ini. Tapi kedudukan seorang Raul Gonzalez tidak akan tergantikan. Pemain-pemain seperti Zizou, Figo, Beckham, Carlos, dan Ronaldo adalah pemain yang tidak diragukan lagi kepopuleritasannya. Tapi mungkinkah suatu saat Raul Madrid menjadi Beckham Madrid?? Atau Luis Madrid??
Kemungkinannya 0 %

Para pendukung Real Madrid mendukung, menghormati dan mencintai setiap pemain yang bermain bagi Real Madrid. Tapi mereka hanya punya seorang Raja, seorang Jendral. Dan dia hanya Raul.

Musim Terakhir Raul Gonzalez di Real Madrid 
(1994 s/d 2010) 
Akhirnya Pangeran Madrid pun memutuskan keluar dari istananya tapi tidak untuk meninggalkan tahtanya. Walau Raul sudah memutuskan dan secara resmi dilepas Real Madrid untuk bergabung dengan Schalke 04 musim 2010-2011  tapi siapapun saya yakin sepakat bahwa Raul adalah seorang legenda, tidak hanya bagi Real Madrid dan Spanyol tapi bahkan juga bagi dunia sepak bola. Selain karena prestasinya di lapangan dengan gol-golnya, Raul pun menjadi sosok yang patut dijadikan contoh dari semangat fair play sepakbola. Ia adalah pesepakbola yang hingga kiprahnya 16 tahun di sepakbola profesional tidak pernah mendapatkan kartu merah. Bisa anda bayangkan kan, bagaimana Ia menjaga kesantunannya diatas lapangan hijau tersebut?
Raul Gonzalez (33 tahun) yang kemungkinan besar akan bergabung dengan salah satu tim Jerman musim 2010/2011 ini dengan skenario akhir pasca itu dia akan pensiun dan kembali ke Real Madrti yang telah dibelanya selama 16 tahun, Ia diyakni akan kembali dengan posisi lain yakni dijajaran manajemen atau bahkan bisa jadi merintis menjadi pelatih dsb!


Prestasi Raul Gonzalez :
Gelar Juara
La Liga : 6 kali (94-95, 96-97, 00-01, 02-03, 06-07, 07-08)
Piala Super Spanyol : 4 kali (1997, 2001, 2003, 2008)
Liga Champions : 3 kali (97-98, 99-00, dan 01-02)
Piala Super Eropa : 2002
Piala Interkontinental : 1998 dan 2002

Gelar Pribadi
- El Pichichi : 98-99 dan 00-01
- Pemain Terbaik Spanyol : musim 1996-1997
- Penyerang Terbaik UEFA : 2000, 2001, dan 2003
- Pemain Terbaik Piala Interkontinental 1998
- Pemain terbaik versi Federasi Sejarah Sepak Bola Internasional (IFFSH) 1999
- Olahragawan Terkemuka Spanyol 2000
- Pencetak gol terbanyak 2 kali pada Liga Champions: musim 1999 dan 2000
- Medali emas Royal’s Order untuk Olahragawan 2006
- Sepatu Perunggu Eropa 1999 dan 2001
- Medali perunggu Pemain Terbaik Dunia FIFA 2001
- Medali perak Pemain Terbaik Eropa 2002

Fakta dan rekor
- Pencetak gol terbanyak Real Madrid dengan 323 gol dalam 741 pertandingan di semua kejuaraan yang telah di ikuti 

- Mencetak 228 gol di Liga Spanyol dalam 550 pertandingan
- Mencetak 66 gol di Lga Champion dalam 132 pertandingan 
- Mencetak 18 gol di Copa Del Rey dalam 37 pertandingan
- Mencetak 7 gol di Piala Super Spanyol dalam 12 pertandingan
- Mencetak 1 gol di Piala Super Eropa dalam 3 pertandingan
- Mencetak 1 gol di Piala Interkontinental dalam 3 pertandngan
- Pencetak gol terbanyak Liga Champions yang masih aktif hingga sekarang dengan 71 gol dalam 144 pertandingan (66 gol bersama Real Madrid & 5 gol bersama Schalke 04)
- Mencetak gol ke-800 dalam sejarah timnas Spanyol pada 27 Maret 1997 saat melawan Austria
- Mencetak gol ke-900 dalam sejarah timnas Spanyol pada 7 September 2002 saat melawan Yunani
- Mencetak 2 gol dari 3 di pertandingan Final Liga Champions 2000 dan Final Liga Champions 2002
- Pencetak gol terbanyak saat melawan Barcelona dalam sejarah Real Madrid dengan 10 gol 

Sejarah Real Madrid


Nama lengkap

Real Madrid Club de Fútbol
Julukan
Los Blancos (Tim Putih)
Los Merengues (Tim Meringue)
Didirikan
6 Maret 1902
sebagai Madrid Football Club
Stadion
Stadion Santiago Bernabéu,
Madrid, Spanyol
(
Kapasitas: 80.354)
Presiden kehormatan
Alfredo di Stéfano
Presiden
Florentino Pérez
Pelatih kepala
José Mourinho
Liga
La Liga

Real Madrid Club de Fútbol adalah sebuah klub sepak bola Spanyol yang merupakan tim tersukses di dunia pada abad ke-20 menurut Fédération Internationale de Football Association, diikuti AC Milan di posisi kedua. Didirikan pada 6 Maret 1902, Madrid bermain di Divisi Utama Liga Spanyol atau yang dikenal sebagai Primera División. Sejak kompetisi tersebut dimulai pada 1928, Madrid belum pernah didegradasikan ke divisi bawah. Klub ini aslinya bernama Madrid Club de Fútbol, namun diizinkan menggunakan gelar Real setelah Raja Alfonso XIII dari Spanyol memberikan izin resmi kepada klub tersebut pada Juni 1920. Berkas:Real crestds.png Madrid bermain dalam kostum putih-putih, sehingga dijuluki Los merengues (Tim putih). Kandangnya berada di Stadion Santiago Bernabeu yang berkapasitas 80.354 penonton.
Sejak beberapa tahun terakhir, Madrid dikenal sebagai tim yang gemar membeli pemain-pemain top dunia, dan oleh karena itu diberikan julukan baru Los Galácticos (tim galaksi). Namun ironisnya, meski bertabur pemain bintang, klub ini selalu menuai prestasi buruk dengan gagalnya meraih satupun gelar pada tahun 2008-2010. Bahkan Real Madrid sejak terakhir kali menjuarai Liga Champions pada tahun 2002, mereka hampir selalu hanya meraih hasil terbaik sampai babak 16 besar Liga Champions

Sejarah

Klub Spanyol paling sukses ini boleh berbangga dengan berbagai gelar yang pernah diraihnya. Terbanyak menjuarai Primera Liga Spanyol, koleksi sembilan gelar Real Madrid di Liga Champions juga belum tertandingi klub manapun. Jika Madrid di era modern identik dengan Los Galacticos, klub ibukota Spanyol ini ternyata berdiri setelah terinspirasi kaum cendekiawan. Beberapa profesor dan mahasiswa asal Inggris memperkenalkan sepakbola dan Football Club Sky pun berdiri sebagai cikal bakal klub pada 1897. Tiga tahun berselang, klub terpecah menjadi Foot-Ball de Madrid dan Club Español de Madrid. Pada 1902, klub terakhir pecah lagi dan berdirilah Madrid Football Club, yang meraih gelar Copa del Rey 1905 dan turut mendirikan federasi sepakbola Spanyol pada 1909. Barulah pada 1920, klub menggunakan nama Real Madrid yang disematkan Raja Alfonso XIII.
Pada 1929, Madrid ikut memulai liga sepakbola Spanyol bersama sembilan klub lain. Hingga saat ini, bersama Barcelona dan Athletic Bilbao, Madrid menjadi klub yang tak pernah terdegradasi dari Primera Liga. Madrid memenangi gelar liga untuk kali pertama pada musim 1931/32. Pada periode ini, Madrid dipimpin presiden Santiago Bernabeu Yeste, yang membangun kembali stadion klub dan Ciudad Deportiva setelah rusak akibat Perang Saudara Spanyol. Awal 1953, Bernabeu mencetuskan ide menggunakan pemain berkelas dunia dari luar negeri. Penyerang kenamaan Argentina, Alfredo di Stefano, didatangkan. Sejarah pun mencatat kejayaan Madrid di Piala Champions sejak kali pertama digulirkan 1956. Madrid menjadi yang terbaik di Eropa selama lima edisi berturut-turut. Gelar keenam sukses diraih pada 1966.

Kejayaan juga terjadi di kancah domestik. Madrid tak tertahankan dengan menjuarai liga delapan kali pada periode 1960-an. Madrid mampu menjaga tradisi menjuarai liga pada setiap dasawarsa hingga terakhir kali melakukannya musim 2007/08. Pada 1980-an, bersama kuintet La Quinta del Buitre; yakni Emilio Butragueno, Manuel Sanchis, Martin Vazquez, Michel, dan Miguel Pardeza; Madrid lima kali berturut-turut menjuarai liga antara 1986 hingga 1990. Namun, mereka harus menunggu lama untuk melanjutkan kejayaan di Eropa. Baru pada 1997/98, 32 tahun setelah gelar terakhir, Madrid sukses menambah koleksi Liga Champions.
Pada dasawarsa 2000-an, kebijakan mengumpulkan pemain bintang, seperti yang pernah dilakukan Bernabeu, dilanjutkan presiden Florentino Perez. Pro dan kontra lahir, tapi Madrid tetap akan dikenal sebagai klub para pemain bintang.


Daftar pemain Skuad utama
Hingga 14 September 2010.
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
No.

Pos.
Nama
1

GK
Iker Casillas (captain)
2

DF
Ricardo Carvalho
3

DF
Pepe
4

DF
Sergio Ramos (wakil kapten)
5

MF
Fernando Gago
6

7

8

9

10

11

12

Marcelo (wakil kapten)

No.

Pos.
Nama
13

GK
Antonio Adán
14

16

17

18

19

20

21

Pedro León
22

23

24

25

Sedang dipinjamkan
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
No.

Pos.
Nama


No.

Pos.
Nama


Pemasok Kostum dan Sponsor
Pemasok Kostum
  • 1980-1986:Adidas
  • 1986-1994:Hummel
  • 1994-1998:Kelme
  • 1998-kini:Adidas

Pemasok Sponsor
  • 1982-1985:Zanussi
  • 1985-1989:Parmalat
  • 1989-1990:Reny Picot
  • 1990-1992:Otayasa
  • 1992-2001:Teka
  • 2001-2002:RealMadrid.com
  • 2002-2007:Siemens
  • 2007-kini:Bwin.com
Prestasi
  • Piala/Liga Champions: 9 (hasil dan finalis)
    • 1955/56 4-3 vs. Stade de Reims-Champagne
    • 1956/57 2-0 vs. A.C. Fiorentina
    • 1957/58 3-2 vs. AC Milan
    • 1958/59 2-0 vs. Stade de Reims-Champagne
    • 1959/60 7-3 vs. Eintracht Frankfurt
    • 1965/66 2-1 vs. Partizan Belgrade
    • 1997/98 1-0 vs. Juventus
    • 1999/00 3-0 vs. Valencia
    • 2001/02 2-1 vs. Bayer 04 Leverkusen
  • Piala Super Eropa: 1
    • 2002
  • Piala Interkontinental: 3
    • 1960; 1998; 2002
  • Piala UEFA: 2
    • 1984/85; 1985/86
  • Liga: 31
    • 1931/32; 1932/33; 1953/54; 1954/55; 1956/57; 1957/58; 1960/61; 1961/62; 1962/63; 1963/64; 1964/65; 1966/67; 1967/68; 1968/69; 1971/72; 1974/75; 1975/76; 1977/78; 1978/79; 1979/80; 1985/86; 1986/87; 1987/88; 1988/89; 1989/90; 1994/95; 1996/97; 2000/01; 2002/03; 2006/07; 2007/08
  • Copa del Rey: 18
    • 1904/05; 1905/06; 1906/07; 1907/08; 1916/17; 1933/34; 1935/36; 1945/46; 1946/47; 1961/62; 1969/70; 1973/74; 1974/75; 1979/80; 1981/82; 1988/89; 1992/93; 2010/2011
  • Supercopa de España: 8
    • 1988; 1989; 1990; 1993; 1997; 2001; 2003; 2008
  • Kejuaraan Regional: 18
    • 1903/04; 1904/05; 1905/06; 1906/07; 1907/08; 1912/13; 1915/16; 1916/17; 1917/18; 1919/20; 1921/22; 1922/23; 1923/24; 1925/26; 1926/27; 1928/29; 1929/30; 1930/31
  • Copa de la Liga: 1
    • 1984/85


Sabtu, 21 Mei 2011

Berdirinya Madridista Indonesia Banda Aceh

Madridista Indonesia (MI) Banda Aceh merupakan komunitas pecinta klub Real Madrid CF yang berdomisili di Banda Aceh. Berawal dari dibentuknya suatu media grup Facebook yang pada mulanya bernama Madridista Indonesia Regional Aceh  pada 18 Februari 2010, Ihsan Maulana selaku pendiri grup mencoba untuk menyatukan para penggemar Real Madrid (Madridista) yang berada di Banda Aceh dalam sebuah komunitas yang terkoordinir dengan baik.

Hal ini tidak mudah dan membutuhkan waktu beberapa bulan untuk menyatukan Madridista dalam suatu wadah yang dari sanalah komunitas ini saling bersilaturahmi dan mengadakan event-event seputar Real Madrid. Menyadari antusias masyarakat yang biasanya nonton di warung-warung kopi setiap Real Madrid berlaga dan dukungan dari salah satu pengurus Madridista Indonesia Pusat (Adi Dwijayadi), Ihsan semakin bersemangat membentuk komunitas Madridista di Kota Serambi Mekah ini.

Tidak mau ketinggalan dengan MI Regional lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia, untuk pertama kalinya pada tanggal 9 Mei 2010 diadakanlah  nonton bareng partai La Liga Real Madrid vs Athletico Bilbao di bawah bendera MI Banda Aceh walaupun yang hadir cuma 5 orang.
Hingga tulisan ini dipublish, Alhamdulillah jumlah anggota yang terdata telah mencapai 30an anggota dan cukup banyak event-event yang telah terselenggara. Diantaranya : ngumpul bareng / kopi darat, member  futsal di Soccer & tentunya nonton bareng dsetiap Real Madrid berlaga baik di La Liga maupun Liga Champion.

Mudah-mudahan komunitas MI Banda Aceh yang telah kita bangun bersama semakin berkembang, eksis dan kompak antar anggotanya. Amiin....

HALA MADRID!!!
PARA SIEMPRE REAL MADRID!!!

Profil Madridista Indonesia

MADRIDISTA INDONESIA diprakarsai oleh Donnie Irawan melalui mailing-list (realmadrid@yahoogroups.com) di tahun 1998. Namun perkembangan mailing list pada saat itu masih belum ramai dan seaktif sekarang. Sehingga perlahan-lahan mailing-list (milis) tersebut padam.

Di tahun 2002, Donie mencoba membuat kembali Milis dengan nama berbeda yaitu realmadridfc_indonesia@yahoogroups.com, yang saat ini masih terus aktif. Para anggota di milis sebelumnya diundang kembali untuk bergabung di milis ini. Tujuannya tak lain adalah untuk meramaikan kembali milis dan menjaga keutuhan para penggemar madrid di Indonesia yang sudah terkumpul.
Namun perkembangan melalui milis hanya begitu-begitu saja, kadang idle (kosong), kadang ramai, dan anggota yang memberikan kontribusi di milis tidak begitu besar jumlahnya.

Menyadari hal itu, para Anggota Milis (yang umumnya anggota baru, atau anggota lama tapi baru aktif) dan Donnie sendiri sebagai pemilik dari milis (Mailing-list Owner) mencoba untuk membuat suatu arahan agar para anggota yang sudah terkumpul ini mendapat hal yang lain dari sekedar posting dan baca milis, yaitu membentuk suatu organisasi bagi para penggemar klub bola REAL MADRID.

Madridista Indonesia resmi berdiri pada 25 November 2007 melalui gathering-gathering yang sering diadakan oleh para anggota. Di kesempatan pada saat Gathering pula, Donnie mencoba sharing tentang kegiatan dan usaha yang ia lakukan dengan fans-club ini.

Berbuah dari hasil curhat inilah, akhirnya para anggota mulai serius untuk membentuk komunitas ini. Tidak sedikit kendala yang ditemui, dari sulitnya bertemu antar anggota, sampai sulitnya menghubungi pihak Real Madrid sendiri untuk sekedar izin atau informasi eksistensi Madridista Indonesia. “Kami memiliki kesamaan niat dan semangat tinggi untuk membentuk fans klub dengan lebih serius, tapi tetap santai,” tegas el Presidente MI, Wirawan.

Terhitung lebih dari 100 madridista per November 2008 bergabung ke fans klub ini. Jumlah ini terus bertambah seiring dengan mulai membahananya nama Madridista Indonesia. Data milis terakhir menunjukkan hampir 500 madridista terdaftar. Bahkan, grup di facebook tercatat 1.032 anggota.

“Setiap gathering selalu ada anggota baru yang dibawa anggota lama. Informasi untuk bergabung bisa dari mana saja, mulai dari milis, forum, media sampai facebook. Anggota lama yang punya rekan pecinta Real Madrid biasanya akan mengajak temannya itu untuk ikut berkumpul dan bergabung,” ujar Wirawan.

Menela’ah hal ini, Madridista Indonesia menyusun program-program, mulai dari pendaftaran sampai aktivitas untuk dapat lebih mempererat hubungan sesama anggota. MI memberlakukan iuran yang berlaku dalam satu periode (3 tahun). Setelah membayar registrasi sebesar Rp. 120.000, belum termasuk ongkor kirim, anggota akan mendapatkan starter pack, seperti t-shirt, kartu anggota, stiker, pin dan buletin Anuncio.

Sejumlah kegiatan pendukung, seperti futsal dan nonton bareng, berusaha rutin digelar. Bermarkas di Grand Futsal Kuningan, Madridista Indonesia Club de Futsal terus berlatih dan menjalani partai-partai ujicoba serta mengikuti turnamen-turnamen supaya menjadi tim sekuat Real Madrid di Eropa dan dunia.

Nonbar menjadi pelepas dahaga Madridista menyaksikan Raul cs bertanding. Hal ini mengingat waktu penayangan La Liga dan Liga Champions di Tanah Air yang terlalu larut sehingga mempersulit mereka yang rata-rata masih kuliah dan bekerja. MI selalu menggelar nonbar el clasico setiap musimnya.