Senin, 24 Oktober 2011

100 Pemain Terbaik Real Madrid Sepanjang Masa

Jika anda pecinta Real Madrid sejati, tidak ada salahnya anda berpartisipasi dalam survey yang diadakan oleh RealMadrid.Com. Survey ini ditujukan bagi Madridistas untuk memilih siapa yang anda percaya sebagai pemain terbaik sepanjang sejarah Klub Sepakbola Real Madrid.

Mari kita simak sejenak hasil sementara. Pemain terbaik sepanjang masa diraih oleh Zidane dengan 7.440 suara. Setuju? Pasti. Dan tidak heran jika Zidane menorehkan suara tertinggi. Pencapaiannya di Real Madrid memang fenomenal. Setelah di transfer dari Juventus, Zidane langsung membawa Madrid juara Champions.


Pilihan kedua jatuh pada Almarhum Di Stefano. Jika kita menyaksikan video aksi-aksi Di Stefano, rasanya tidak mungkin kalau dia bukan pilihan Madridistas. Kuat dan lincah dilapangan. Dan berhasil memboyong tropi yang tidak sedikit untuk Real Madrid.

Yang mengejutkan, peringkat Luis Figo masih dibawah Ronaldo. Padahal, hemat saya, Luis Figo lebih banyak membantu Real Madrid memberikan tropi daripada Ronaldo.

Dan yang lebih mengejutkannya lagi, tidak adanya Beckham dalam 100 pemain terbaik sepanjang sejarah Klub Sepakbola Real Madrid. Di dalam survey pun tidak ada sama sekali nama David Beckham untuk kategori 2000-2008. Kenapa? Padahal, dia dan Ronaldo sama-sama membantu Madrid memboyong satu tropi La Liga, walau beda tahun.

Ok, sekarang mari kita lihat daftar lengkap 100 pemain terbaik sepanjang sejarah Klub Sepakbola Real Madrid :

*1* Zidane *7.440*
*2* Di Stéfano *7,091*
*3* Raúl *6,949*
*4* Bernabéu *6,933*
*5* Casillas *6,882*
*6* Roberto Carlos *6,731*
*7* Butragueño *6,287*
*8* Hierro *6,184*
*9* Hugo Sánchez *5,951*
*10* Puskas *5,792*
*11* Ricardo Zamora *5,442*
*12* Redondo *5,219*
*13* Pirri *5,062*
*14* Camacho *5,042*
*15* Santillana *4,761*
*16* Juanito *4,672*
*17* Del Bosque *4,533*
*18* Gento *4,514*
*19* Amancio *4,227*
*20* Pahiño *4,225*
*21* Miguel Muñoz *3,872*
*22* Sergio Ramos *3,718*
*23* Molowny *3,664*
*24* Zamorano *3,604*
*25* Schuster *3,423*
*26* Laudrup *3,416*
*27* Sanchis *3,399*
*28* Sanchís Martínez *3,336*
*29* Ronaldo *3,272*
*30* Figo *3,265*
*31* Mijatovic *3,176*
*32* Buyo *3,004*
*33* Quincocés *2,976*
*34* Guti *2,598*
*35* Stielike *2,588*
*36* Valdano *2,574*
*37* Zoco *2,511*
*38* Monjardín *2,437*
*39* Santamaría *2,430*
*40* Seedorf *2,388*
*41* Quesada *2,113*
*42* Michel *2,102*
*43* Emilín *2,077*
*44* Suker *1,986*
*45* Van Nistelrooy *1,955*
*46* Joaquín Navarro *1,950*
*47* René Petit *1,903*
*48* Félix Pérez *1,882*
*49* Velázquez *1,876*
*50* Ipiña *1,873*
*51* Sabino Barinaga *1,872*
*52* Kopa *1,850*
*53* Eulogio Aranguren *1,836*
*54* Grosso *1,732*
*55* Gordillo *1,517*
*56* Luis Regueiro *1,515*
*57* Samitier *1,514*
*58* Lecue *1,503*
*59* García Remón *1,393*
*60* Gaspar Rubio *1,357*
*61* Breitner *1,348*
*62* Corona *1,313*
*63* Marquitos *1,261*
*64* José Bañón *1,255*
*65* Martín Vázquez *1,251*
*66* Lazcano *1,227*
*67* Gallego *1,210*
*68* Juanito Alonso *1,179*
*69* Sotero Aranguren *1,168*
*70* Machinbarrena *1,156*
*71* Rial *1,155*
*72* Morientes *1,151*
*73* Chendo *1,098*
*74* Benito *1,083*
*75* Zárraga *1,078*
*76* José María Peña *1,067*
*77* Ciriaco *1,066*
*78* Miguel Ángel *1,038*
*79* Evaristo *924*
*80* Didí *836*
*81* Betancort *831*
*82* Netzer *815*
*83* Miera *804*
*84* De Felipe *761*
*85* Luis del Sol *744*
*86* Bueno *742*
*87* Cunningham *695*
*88* Vicente *648*
*89* Luis Olaso *591*
*90* Cannavaro *571*
*91* José Luis *528*
*92* Santisteban *441*
*93* Helguera *359*
*94* San José *342*
*95* Agustín *341*
*96* Alfonso *283*
*97* Alkorta *271*
*98* Salgado *263*
*99* Marsal *260*
*100* Milla *132*

Jumat, 24 Juni 2011

Jersey Real Madrid Dari Masa ke Masa

Klub Sepak Bola Tersukses Abad XX. Inilah status istimewa Real Madrid yang diberikan federasi sepak bola tertinggi dunia, FIFA. Total 99 gelar telah dikumpulkan El Real sejak berdirinya klub asal Spanyol ini pada tahun 1902. Dengan sejarah panjang yang telah dilalui, tentunya telah banyak perubahan yang terjadi pada Logo ataupun jersey yang digunakan oleh pemain. Seperti kita ketahui, warna kebesaran jersey Real Madrid adalah putih. Warna kebesaran itu pula yang akhirnya melahirkan julukan Los Blancos (si Putih) untuk klub asal Ibukota Spanyol ini. Seragam kedua El Real di secara tradisi adalah ungu keseluruhan atau pun hitam..
Berikut ini adalah jersey Real Madrid dari masa ke masa :


Jumat, 10 Juni 2011

Presiden Real Madrid dari Masa ke Masa


Sepanjang sejarah, Real Madrid memiliki 17 orang Presiden Klub yang tersebar dalam 18 periode. Dari sederet nama tersebut, sosok Santiago Bernabeu Yeste layak disebut sebagai pemimpin terhebat milik Los Blancos. Bukan hanya karena menjadi presiden terlama, tapi juga meninggalkan banyak warisan berharga bagi Madrid.
Pada akhir abad ke 19, Spanyol sedang dilanda krisis keuangan akibat perang kolonialisme. Ingin megalihkan pesimisme para para pemuda akibat keadaan tersebut, seorang pemuda berusia 17 tahun bernama Julian Palacios mengambil tindakan.
Sebagai penggemar berat sepakbola, Palacios tahu futbol adalah sarana terbaik guna mengembalikan harpan masyarakat. Megajak sejumlah rekannya di Institucion Libre de Esnanza yang memiliki hobi serupa, Palacios pun membentuk sebuah klub yang bernama Football Sky FC. Dengan segala pergolakannya, Football Sky FC buatan Palacios ini kemudian berkembang menjadi Real Madrid.
Adalah Carlos Padros Rubio yang mulai membawa El Real ke jenjang lebih serius. Presiden kedua sejak nama Madrid Footbal Club digunakan ini memimpin tim meraih gelar resmi pertamanya. Pada 20 April 1905, Madrid meraih trofi Copa del Ayuntaniento (cikal bakal Copa del Rey), setelah menang dua kali atas Recreation San Sebastian dan Athletico Bilbao.
Setelah era Carlos Padros, tak banyak prestasi yang bisa dibnaggakan Madrilenian selain mulai berkembangnya Real Madrid sebagai sebuah klub. Real Madrid mulai benar-benar meledak dan menjelma sebagai klub terbaik di dunia di era Santiago Bernabeu Yeste.

Kejayaan Santiago Bernabeu
Usai kerusuhan massal dalam duel El Classico 1943 menghadapi Barcelona, Pemerintah Spanyol mengambil kebijakan dengan memecat presiden sebagai hukuman bagi kedua klub. Pada 11 September 1943, Bernabeu pun mengajukan diri mengisi kekosongan itu. Bernabeu bukan sosok baru dalam keluarga besar Madrid karena ia adalah pemain El Real pada 1912 hingga 1927, bahkan sempai menjadi kapten.
Pada 1926, pria yang disapa Santi oleh Madridista ini menjadi pelatih sekaligus pemain hingga 1933. Ia juga menjabat sebagai sekretaris dewan direktur klub pada 1929-1935. Namun, sejak itu Bernabeu tak memiliki hubungan serius dengan El Real karena terjadinya perang sipil di Spanyol (1936-1939) dan juga perang dunia.
Aksi besar pertamanya adalah dengan membangun stadion pengganti Estadio Chamartin (kapasitas 22 ribu) dengan kapasitas yang lebih besar. Memang ide ini bukan ide murni miliknya. Sesaat sebelum dipecat, presiden Los Blancos sebelumnya  Antonio Santos Peralba sudah meminta direksi membangun stadion berkapasitas 40 ribu. Namun, Bernabeu lebih ambisius. Dalam sebuah peretemuan dengan direksi ia berkata, “Tuan-tuan, kami membutuhkan stadion yang jauh lebih besar dari itu dan kita akan membangunnya.”
Santiago Bernabeu pun memutuskan mendirikan stadion baru berkapasitas 75 ribu tempat duduk dengan biaya 222 ribu euro (2,7 miliar rupiah). Pada 14 Desember 1947 Nuevo Estadio Chamartin dibuka dan seketika itu juga menjadi kebanggaan Madridista.
Warisan penting selanjutnya adalah soal kebijakan pemain bintang dari luar Spanyol. Beberapa diantaranya adalah Alfredo di Stefano, Raymond Kopa, hingga Ferenc Puskas. Mereka ini bisa dibilang generasi pertama Los Galacticos, yang belakangan menjadi trademark Prsiden Flontino Perez. Sementara itu, peninggalan terbesar Bernabeu jelas  soal usahanya membangun reputasi Madrid sebagai tim tehebat di dunia. Hingga ia meniggal pada 1978 karena kanker saat masih berkuasa, total 32 trofi berhasil dikumpulkan Los Blancos. Perinciannya adalah 16 trofi La Liga, 6 Piala Champion, 6 Copa del Rey, 2 Piala Latin Cup, 1 Piala Interkontinental, dan 1 Copa Eva Duarte (cikal bakal Super Copa de Espana). Prestasi ini sangat membantu Real Madrid menerima anugerah dari FIFA sebagai klub tersukses di abad ke-20.

Daftar Presiden Real Madrid

 

Juan Palacios (1900-1902)
Prestasi : -






 

 Juan Padros (1902-1904)
Prestasi : -






 

Carlos Padros (1904-1908)
Prestasi :
Copa del Rey 1905, 1906, 1907, 1908






 

 Adolfo Malendez (1908-1916)
Prestasi : -






 
 Pedro Parages (1916-1926)
Prestasi :
Copa del Rey 1917







 

Luis de Urquijo (1926-1930)
Prestasi : -






 

Luis Usera (1930-1935)
Prestasi :
La Liga 1931/1932, 1932/1933
Copa del Rey 1934


 

 


Rafael Sanchez-Guerra (1935-1936)
Prestasi :
Copa del Rey 1936







 

 Adolfo Malendez (1936-1940)
Prestasi : -






 

Antonio Santos Peralba (1940-1943)
Prestasi : -






 
Santiago Bernabeu Yeste (1943-1978)
Prestasi :
La Liga 1953/1954, 1954/1955, 1956/1957, 1957/1958, 1960/1961, 1961/1962, 1962/1963, 1963/1964, 1964/1965, 1966/1967, 1967/1968, 1968/1969, 1971/1972, 1974/1975, 1975/1976, 1977/1978
Copa del Rey 1946, 1947, 1962, 1970, 1974, 1975

Piala Champion : 1955/1956, 1956/1957, 1957/1958, 1958/1959, 1959/1960, 1965/1966
Copa Eva Duarte (cikal bakal Supercopa de Espana) 1947
Latin Cup 1955, 1957
Intercontinental Cup 1960


 
Luis De Carlos Ortiz (1978-1985)
Prestasi :
La Liga 1978/1979, 1979/1980
Copa del Rey 1980, 1982
Copa de La Liga  1985




 
 Ramon Mendoza (1985-1995)
Prestasi :
La Liga 1985/1986, 1986/1987, 1987/1988, 1988/1989, 1989/1990, 1994/1995
Copa del Rey 1989, 1993
Supercopa de Espana 1988, 1989, 1990, 1993
Piala Uefa 1985/1986



 
Lorenzo Sanz (1995-2000)
Prestasi :
La Liga 1996/1997
Supercopa de Espana 1997
Liga Champion 1997/1998, 1999/2000




Florentino Perez (2000-2006)
Prestasi :
La Liga 2000/2001, 2002/2003,
Supercopa de Espana 2001, 2003
Liga Champion 2001/2002
Piala Super Eropa 2002




 
 Fernando Martin Alvarez (2006) : Menjabat hanya 2 bulan
Prestasi : -






 
Luis Gomez Montejano-Arroyo (2006)  : Menjabat hanya 3 bulan
Prestasi : -






 
Ramon Calderon (2006-2009)
Prestasi :
La Liga 2006/2007, 2007/2008
Supercopa de Espana 2008




 
Vicente Boluda (2009)
Prestasi : -






 
Florentino Perez (2009-kini)
Prestasi :  
Copa del Rey 2011

Rabu, 08 Juni 2011

Pesta Sang Juara ‘La Fabrica’


Musim 2010/2011 sudah berakhir. Inilah momen tepat untuk menganalisa dan menilai selama 10 bulan ini kinerja, usaha dan dedikasi para cantera (pemain muda) Real Madrid, apakah membuahkan hasil atau tidak.
Akademi Real Madrid biasa dikenal dengan sebutan ‘La Fabrica’ (pabrik dalam bahasa Indonesia), sebuah wadah untuk mencetak bibit-bibit pemain unggulan untuk Real Madrid maupun untuk klub lain. ‘La Fabrica’ menutup musim 2010/11 dengan  raihan 8 gelar, baik itu tim Juvenil, Cadet, Benjamin maupun Infantil.

Tim Juvenil A (U-19) menjadi jawara liga musim ini dengan hasil 26 kali menang, sekali seri dan kalah 3 kali. Mereka memastikannya setelah menumbangkan Atletico Madrid di Cerro del Espino (1-2), 26 Maret lalu. Meskipun terjadi pergantian pelatih di tengah musim, hal itu tidak mempengaruhi kinerja para pemain. Awal musim Juvenil A dilatih Alberto Toril, tapi ia dinaikkan posisinya untuk mengasuh tim Castilla. Posisi pelatih Juvenil A yang kosong kemudian ditempati Tristan Celador.
Tim Juvenil B (U-18), jadi pencetak gol terbanyak di liga dengan 81 gol. Mereka sudah menegaskan titel juara pada 10 April lalu sehabis tim asuhan Victor Manuel Torres ini mempermalukan tuan rumah Atletico Madrid. Catatan mereka terukir dengan 24 kali menang, 4 kali imbang dan kalah 4 kali. Mereka pernah menang beruntun sebanyak 12 pertandingan.
Tim Juvenil C (U-17) jadi juara liga. Itu terjadi usai membantai Conception (6-2) tiga hari sebelum kejuaraan selesai. Anak-anak asuhan Luis Miguel Ramis mengemas 78 poin.
Tim Cadet A (U-16) juga menunjukkan penampilan yang sangat gemilang dengan memenangkan semua pertandingan kandang. Skuad yang juga diisi putra Zinedine Zidane itu memenangi kejuaraan Campeonato Preferente pada 14 April lalu. Saat itu, klub yang dilatih Jose Fernandez tersebut mengalahkan Getafe dengan skor 4-3. Padahal, liga masih menyisakan 6 pertandingan lagi. Cadet A pun menuntaskan musim 2010/11 dengan raihan 83 poin atau unggul 15 poin di atas Atletico Madrid.
Tim Cadet B (U-15) sudah memastikan juara liga di saat kompetisi masih tersisa 5 pertandingan lagi. Skuad asuhan Pedro Sanchez langsung berpesta usai mencukur tuan rumah Alcobendas 1-6. Di akhir musim, mereka jadi nomor satu dengan jarak 18 poin di atas runner-up, Getafe C.
Tim Infantil A (U-14) yang dilatih Santiago Sanchez juga tampil sebagai kampiun. Yang luar biasa, mereka menjaringkan 114 gol dalam 30 pertandingan (rata-rata 3,8 gol di setiap partai).
Tim Benjamin A (U-10) juga menjadi juara liga. Mereka jadi tim super karena tidak terkalahkan dan mencetak gol paling banyak. Anak-anak Juan Carlos Juarez ini di pekan terakhir menang 3-1 atas Canillas.
Tim Benjamin B (U-9) jadi tim terakhir yang bergabung dalam pesta juara. Skuad asuhan Juan Martinez ini mencetak jumlah gol terbanyak dengan 236 gol dalam 24 laga. Mereka memenangi semua pertandingan dan gawang mereka cuma kemasukan 7 gol. Bahkan, tim berpesta gol di laga penutupnya ke gawang Virgen de la Luz dengan 18 gol tanpa balas.



Senin, 06 Juni 2011

10 Fakta Menarik Tentang Perseteruan Real Madrid VS Barcelona

El Clasico (bahasa Inggris: The Classic), juga dikenal sebagai El Derbi Español atau El Classic adalah nama generik yang diberikan untuk setiap pertandingan sepak bola antara FC Barcelona dan Real Madrid.
Persaingan itu muncul karena dua kota terbesar di Spanyol, dan dua klub sepakbola paling berhasil dan berpengaruh di negeri ini. Real Madrid telah mengumpulkan 73 piala dan Barcelona 68, sementara Athletic Bilbao datang ketiga dengan 32 piala. Mereka kadang-kadang diidentifikasi dengan lawan posisi politik, dengan Real Madrid dan Barcelona mewakili nasionalisme dan nasionalisme Catalan Spanyol masing-masing.


1. Lebih dari sekedar batas geografi


Liverpool vs Everton, Arsenal vs Spurs, dan AC Milan vs Intermilan adalah pertandingan-pertandingan derby panas dan sarat emosi. Fakta ini tidak bisa dipungkiri. Walaupun tradisi dan emosi dari rivalitas mereka begitu luar biasa, namun secara fundamental, persaingan tersebut hanyalah sebatas daerah geografis. Persaingan kedua tim hanyalah karena mereka mempunyai markas yang berdekatan satu sama lain. Jadi demi menjaga gengsi dan mengukuhkan siapa yang paling hebat dalam wilayah yang sama, timbullah rivalitas. Namun, persaingan antara Barcelona dan Real Madrid melebihi batas-batas wilayah. Rivalitas mereka abadi, karena yang ikut bersitegang adalah ibu kota dengan daerah yang hendak merdeka.


2. Castilla vs Catalunya
Barcelona dan Madrid merupakan dua kota terbesar di Spanyol. Hal itu saja sebenarnya sudah cukup untuk membentuk suatu rivalitas. Namun, mereka juga adalah tuan rumah dari dua daerah yang sangat berbeda baik secara kultur dan emosi. Dua kota tersebut juga menghasilkan dua ‘mahzab’ intelektual yang berbeda, dan tentu saja, berseberangan satu sama lain. Barcelona adalah Catalan, Madrid adalah Castillian. Orang-orang Catalan adalah masyarakat yang bebas, sedangkan Castille lebih seperti Keraton-nya Spanyol dan pusat pemerintahan.

3. “Everyone picks a side”
Pernyataan di atas adalah perseteruan ideologi, sosial, dan politik antara kebudayaan daerah yang ingin merdeka dengan pemerintah pusat yang kuat, dan tidak hanya melibatkan FC Barcelona dan Real Madrid, atau Catalunya dan Castille, tetapi juga seluruh masyarakat Spanyol. Ketika duel El Clásico berlangsung, dapat dipastikan, seluruh orang di Spanyol akan terbagi dua. El Clásico mempunyai fungsi yang ‘unik’ yaitu sebagai ‘pembatas transparan’ antara dua daerah dalam satu negara. Suporter dari klub lain, siapa pun mereka, akan memilih salah satu di antara Barcelona dan Real Madrid, berdasarkan kepentingan dan ideologi masing-masing, everyone (should) picks a side.


4. Merupakan anggota dari Liga Terbaik di dunia
Apapun konteks-konteks budaya yang terdapat pada duel El Clásico, tidak akan ada orang luar yang peduli pada pertandingan tersebut ia jika terdapat pada, misalnya, Liga Domestik Siprus. Tapi ini tidak. Duel tersebut berasal dari La Liga Primera, yang merupakan liga terbaik di dunia berdasarkan penilaian FIFA (dalam diskusi debate panjang lainnya, liga-liga lain mungkin saja muncul sebagai liga yang lebih baik, namun setidaknya La Liga adalah salah satu liga sepakbola terbaik di dunia), jadi seluruh perhatian insan sepakbola pasti tertuju ke sana.


5. Menampilkan dua klub terbaik dari La Liga
Tidak hanya gengsi, namun dominasi kedua tim di La Liga merupakan jaminan panasnya pertandingan ini. Karena kedua tim biasanya berada di pucuk klasemen, maka hasil dari El Clásico menjadi sangat menentukan siapa yang akan merajai liga pada akhir musim. AC Milan vs Intermilan mengkin adalah derby perseteruan dua klub papan atas Serie A, tetapi di sana juga terdapat Juventus dan AS Roma untuk disaingi. Sehingga, kadang-kadang, tifosi merasa pertandingan AC Milan vs Juventus atau Intermilan vs AS Roma menjadi sama krusialnya. Dan hal ini menjadikan signifikasi partai derby kota Milan agak berkurang. Lain halnya dengan Barcelona vs Real Madrid yang begitu menentukan. La Liga memang bukanlah pacuan dua ‘kuda’ saja, tetapi selalu ada dua kuda berwarna ‘merah biru’ dan ‘putih-putih’ yang ikut serta. Dua kedua klub ini juga belum pernah terdegradasi.


6. Dan pemain-pemain terbaik di dunia
Karena Real Madrid dan Barcelona merupakan dua di antara klub-klub terkaya di dunia, mereka selalu dihuni oleh pemain-pemain terbaik pula. Misalnya, ketika Lionel Messi cedera, di bangku cadangan sudah ada Henry, Deco, atau Ronaldinho. Kita juga masih ingat Madrid pernah dihuni pemain sekelas Zidane, Ronaldo, Raúl, Figo, Beckham, dan Roberto Carlos yang bermain bersamaan. Ketika El Clásico berlangsung, kita seperti melihat uang ratusan jutaan dollar sedang ‘berlari-lari’ di atas lapangan. Dan yang paling terbaru sekarang adalah pembelian Cristiano Ronaldo yang memecahkan rekor transfer Zinedine Zidane.


7. Juga beberapa talenta lokal
Di samping belanja pemain-pemain kelas dunia tersebut, kedua tim juga dipenuhi oleh talenta-talenta lokal binaan kubu masing-masing. Los Blancos punya Casillas, maskot tim Raúl, dan Guti yang merupakan didikan akademi Madrid. ESedangkan El Barça punya Valdés, Puyol, Xavi, Iniesta, dan Bojan yang merupakan produk-produk dari akademi sepakbolanya. Dan hebatnya, pemain-pemain ini adalah anggota timnas Spanyol. ‘Rasa’ lokal ini menjamin bahwa tak seorang pun di lapangan yang akan melupakan aspek-aspek budaya yang melatarbelakangi El Clásico. Arsenal mungkin diisi pemain-pemain muda bertalenta, namun nyaris tidak ada pemain asli Inggris di sana. Manchester United sekarang hanya tinggal menyisakan pemain tua seperti Giggs dan Scholes sebagai binaan asli mereka. Itulah bedanya dengan El Clásico.

8. Sejarah transfer yang ‘kontroversial’ antara kedua tim.
Sebagai dua klub terkuat dan terkaya di Spanyol, tak dapat dihindari, Barcelona dan Real Madrid akan berebut mendapatkan tanda tangan pemain top. Salah satu dari kasus tersebut adalah ketika kedua klub berniat mengontrak pemain River Plate, Alfredo Di Stefano pada tahun 1953. Transfer tersebut sangat kontroversial dan merupakan salah satu pemicu ‘kerasnya’ El Clásico. Sebuah kontrak janggal dilakukan ketika Di Stefano menandatangani proposal kedua klub sekaligus. Ia akan bermain dua musim untuk Real Madrid (yang menghubungi lebih awal) dan dua musim untuk Barcelona.
Namun, setelah melihat debut pertamanya di Real, El Barça setuju untuk melepaskan Di Stefano secara permanen karena permainan Di Stefano yang kurang menjanjikan.

Tren ini pun terus berlanjut; kedua tim terus bersitegang untuk mendapatkan pemain-pemain top (seperti yang mereka lakukan pada David Beckham tahun 2003). Namun tidak ada yang lebih ‘menyakitkan’ selain ketika salah satu pemain dari tim ini hengkang ke tim lainnya, seperti yang terjadi pada Luis Enrique, yang pindah dari Madrid ke Barcelona, atau kasus Luis Figo pada tahun 2000, yang hijrah dari Azulgrana ke Los Merengues dan memecahkan rekor transfer (sebelum Zidane) sebesar 65 juta Euro. Dan ketika kembali ke stadion mantan klubnya, cemoohan atau teriakan yang harus mereka terima. Semuanya karena atmosfir ‘neraka’ El Clásico.


9. Ukuran stadion
Nama besar kedua klub ternyata juga didukung oleh besarnya stadion yang mereka miliki. Baik Santiago Bernabéu maupun  Camp Nou merupakan stadion elit dan raksasa sehingga menjanjikan atmosfer yang luar biasa. Santiago Bernabéu mampu menampung 80.400 Madridistas dan dinobatkan sebagai salah satu stadion berfasilitas terbaik di dunia. Sedangkan Camp Nou merupakan stadion berkapasitas terbesar di Eropa, yaitu sanggup menampung 98.772 kursi

10. Menghasilkan tontonan sepakbola yang berkualitas
Jika yang terjadi di lapangan adalah sebuah tontonan yang mengecewakan, semua poin di atas tidak ada artinya. Dan tanah Spanyol akan menjadi tempat yang menyedihkan jika semua orang menunggu-nunggu partai yang diadakan sekali dua tahun ini, hanya untuk menyaksikan pertandingan yang menyisakan buruk dan membosankan. Tapi tidak. Pertandingan El Clásico, secara tradisi, selalu mempertontonkan sepakbola berkualitas, menyerang, atraktif, penuh skill, dan aroma ‘membunuh’ yang dahsyat.

Rabu, 01 Juni 2011

Barcelona, Israelnya Sepakbola


Israel adalah negara yang unik, negara kecil ini secara geografi berada dalam kepungan musuh-musuhnya yang setiap saat menunggunya lengah dan menghajarnya. Padahal dibanding tetangganya, negara yang bisa dikatakan tidak memiliki sumber daya alam ini terbilang kaya, berkat teknologi yang mereka kuasai.

Tapi meskipun secara sumber daya alam Israel kalah jauh, Israel unggul di sisi sumber daya manusia, kecanggihan persenjataan mereka juga jauh mengungguli musuh-musuhnya. karena itulah Israel selalu mampu bertahan dan balas menghajar musuh-musuhnya. sudah secara persenjataan lebih canggih, Israel masih pula memiliki satu keistimewaan yang tidak dimiliki oleh musuh-musuhnya yaitu penuh dari WASIT dunia yaitu AMERIKA.

Dukungan wasit inilah yang membuat Israel yang memang sudah canggih teknologinya menjadi mustahil untuk bisa tersentuh oleh musuh-musuhnya. Saat Israel menadapat lawan setara semacam Iran atau suriah misalnya, Israel kadang kewalahan juga, nah di saat-saat genting inilah sang wasit dengan tanpa malu-malu langsung turun tangan untuk menggembosi kekuatan lawannya dengan berbagai bentuk sanksi, mulai dari kartu kuning (pemutusan kerja sama) sampai kartu merah (sanksi ekonomi) siap diluncurkan sang wasit.

Saat Israel dengan curang menghajar musuh yang tidak seimbang kekuatannya (palestina), sang wasit pura-pura tutup Mata. Benar-benar luar biasa, bagi pendukung Israel, ini tentu hal yang membanggakan. tapi bagi orang yang bersikap netral apalagi yang tidak suka Israel, sikap Israel dan sikap wasit yang membelanya ini benar-benar memuakkan.

Hebatnya lagi, dengan modal sebagai negara demokratis, sikap manis yang mereka tunjukkan ditambah dengan bumbu romantika masa lalu sebagai bangsa tertindas dengan kisah holocoust-nya. Meskipun aslinya sangat curang, Israel berhasil meraih simpati dunia. Sebaliknya, lawannya, Palestina atau Iran, meskipun jujur dan mengungkapkan apa adanya, tapi karena penyampaiannya tidak sopan, jadilah mereka lawan-lawan Israel yang sebenarnya korban ini menjadi bulan-bulanan dunia dipojokkam dengan label TERORIS.

Lalu apa hubungannya antara Israel dan FC. Barcelona?

Dan inilah ajaibnya Sepakbola, dunia olahraga ini bagaikan fotocopy dari dunia nyata, lengkap dengan segala konfliknya.

Keajaiban Israel di dunia nyata ternyata sebentuk dan sebangun dengan keajaiban Barcelona di dunia Sepakbola.

FC Barcelona klub yang memiliki julukan PANTAT (Los Cules) ini adalah klub dari sebuah wilayah kecil di Spanyol yang selalu ingin memisahkan diri dari negara induknya. Sama halnya seperti Israel, Barcelona merupakan klub dari daerah Catalan yang ingin merdeka dan medirikan negara sendiri.
Mereka membangun kekuatan dan mendominasi kawasannya. Berlalunya waktu membuat klub ini menjadi klub super. Saat ini tak bisa dipungkiri Barcelona adalah tim terbaik di dunia. mereka memiliki Lionel Messi, pemain terbaik di jagat sepakbola saat ini yang tidak mungkin bisa diragukan kehebatannya.

Tapi yang namanya Sepakbola adalah permainan yang penuh ketidak pastian, tim terbaik tidak menjamin mereka bisa selalu menang. Buktinya tahun lalu, meskipun mereka bermain luar biasa, tapi mereka bisa dipecundangi Inter Milan.

Nah dalam kondisi inilah, Barcelona menjadi sangat mirip dengan Israel. Mereka juga sangat dicintai wasit. Ketika mereka sudah bermain cantik, tapi gol tidak juga kunjung datang, maka WASIT lah yang menjadi pahlawan. Di sini wasit langsung berperan, entah itu memberi tambahan waktu yang panjang, mengeluarkan pemain bahkan pelatih lawan, sampai menganulir gol lawan dan mensahkan Gol off side dari Barcelona.

Tahun 2009 saat Barcelona terpojok melawan Inter Milan, sang wasit memberi kartu merah untuk Thiago Motta, lalu Barca pun mencetak gol, untung Inter Milan punya mental tangguh dan konsentrasi bagus. Mereka tetap lolos ke final. Tahun ini saat Barcelona akan terpojok oleh Gol Higuain, wasit yang sama menganulirnya karena Ronaldo yang dilanggar Pique membuat Mascherano terjatuh, dan seperti layaknya pemain Barcelona, Mascherano berakting dengan sangat memukau dan sang wasit pun terkesan. Tak berapa lama kemudian, Pedro aktor berbakat yang lain di tim Barca, membuat gol yang berbau off side, tapi dengan penuh percaya diri sang wasit langsung mensahkan.

Kalau kita tarik ke belakang, pada leg pertama, UEFA sudah memilih wasit yang memilih pertandingan. Tapi Guardiola, pelatih Barcelona yang sopan dan jantan, meminta UEFA menggantinya alasannya sang wasit berasal dari negara yang sama dengan pelatih tim lawan. Ajaib, UEFA mengabulkan dan menggantinya dengan wasit yang dikenal sebagai fans berat sang Dewa Barcelona, Lionel Messi. Dan seperti sudah diduga, ketika serangan Barcelona mengalami kebuntuan, sang wasit menunjukkan peran. Pepe yang berebut bola dalam posisi 50-50 dengan Dani Alves diberi kartu merah langsung, padahal Pepe sama sekali tidak menyentuh Alves. Tapi Alves memang seorang aktor hebat, persis seperti akting Busquets yang membuat Thiago Motta terusir pada semifinal tahun lalu melawan Inter Milan, kali inipun akting Alves membuat wasit pengagum Messi ini terkesan. Selanjutnya semua jadi lebih mudah, keseimbangan Madrid terganngu, emosi juga (karena diperlakukan tidak adil) dan jadilah Lionel Messi pemain pujaan sang wasit merajalela dan mencetak dua gol yang kelak akan menjadikannya legenda.



Sebelumnya di perempat final, Arsenal yang menjadi korban. Saat serangan Barcelona buntu, Van Persie bintang Arsenal yang menjadi sasaran.

Seperti Israel, sikap sopan yang ditunjukkan Guardiola dan Barcelona membuatnya mendapat simpati. Sebaliknya Madrid yang dizalimi malah mendapat kecaman. Mou pelatih dan manusia hebat yang sangat menghargai teman dan lawan mendapat berbagai sebutan buruk dan kecaman hanya karena mengungkapkan kebenaran yang sudah terjadi berulang-ulang.

Dulu waktu masih di Chelsea, Mourinho sempat emosi karena wasit bicara akrab dengan Rijkaard di lorong menuju pertandingan, Mou curiga ada apa-apa, dan terbukti waktu itu keputusan wasit menguntungkan Barcelona.

Terus waktu Chelsea ditangani Hiddink, Barcelona nyaris tewas dihajar Chelsea, tapi wasit dengan baik hati memberi injury times sampai 9 menit dan hasilnya Iniesta mencetak gol, Drogba sampai berteriak di depan wasit dan kena sanksi beberapa pertandingan.

Tahun lalu, wasit yang sama dengan Leg II Semifinal ini, melihat serangan Barcelona buntu, Busquets berakting, dia keluarkanlah Thiago Motta, Barcelona mencetak gol, tapi Inter dengan ajaib lolos dan jadi juara.

Tahun ini, malah makin parah, Barcelona dalam posisi terjepit dikalahkan Arsenal di Leg I Perempat final. Di Leg kedua, Barca kesulitan menang, dengan ajaib, wasit mengkartu merah Van Persie yang masih menendang bola sepersekian detik sejak wasit membunyikan peluit.

Tapi begitulah, karena dunia ini dipenuhi dengan orang-orang yang mengagumi kesopanan dan tidak tertarik pada sikap jujur yang diungkapkan tanpa tedeng aling-aling dan terus terang. Dunia memang mudah terpukau dengan penampilan luar, asalkan sopan, berbuat curang dan tidak adil pun menjadi tidak haram.

Hmmm…memang mungkin dunia sudah tergila-gila dengan permainan indah Barcelona, jadi UEFA dan para wasit nggak rela kalau bukan tim ini yang juara. Sampai-sampai di pemilihan pemenang Ballon d’or tahun lalu, ketiga kandidatnya berasal dari Barcelona, tim yang tahun itu cuma menjadi juara liga. Begitu menyilaukannya kemilau Barcelona sehingga Wesley Sneijder yang membawa Inter Milan meraih 5 piala dan membawa negaranya sampai ke final Piala Dunia pun di tinggalkan. Dan pemenangnya tentu saja sang Dewa, messi yang musim itu bermain biasa-biasa saja, malah hancur-hancuran di Piala Dunia.

Begitulah, Barcelona memang tim terbaik di dunia dan orang seluruh dunia mungkin sudah tersihir oleh permainan menyerang nan memikat milik mereka, tapi penggemar sepakbola sejati jelas bisa melihat kalau tim ini merusak kenikmatan menonton Bola karena wasit begitu menyukai akting para pemainnya.

Seperti Israel yang terus dibela wasit membuat setiap konflik yang melibatkannya begitu mudah ditebak penyelesaiannya, begitu juga Barcelona, tim superior yang begitu dicintai wasit ini juga telah sukses membuat sepakbola menjadi begitu mudah ditebak hasilnya.

Jadi karena dalam Liga Champions ini sudah tidak ada kejutan lagi, ada baiknya tahun depan UEFA mempertimbangkan agar tidak usah ada Liga Champions lagi, Begitu musim ini berakhir, Piala Champions untuk tahun depan, langsung saja diberikan kepada FC Barcelona.

Jumat, 27 Mei 2011

Logo Real Madrid dari Masa ke Masa


 

 1902-1908
Saat pertama kali terbentuk pada 6 Maret 1902, Real Madrid sudah punya lambang sedrehana dengan tulisan MCF berwarna putih yang merupakan singkatan dari Madrid Club de Futbol. Logo ini berbentuk lingkaran dengan warna dasar biru tua.







 

 1908-1920
Pada 1908, Madrid menggunakan logo tulisan MCF dengan tambahan lingkaran dan perubahan model tulisan MCF yang dibuat lebih tipis.







 
 1920-1931
Perubahan signifikan terjadi pada logo Madrid mulai 1920. Kala itu Raja Alfonso XIII memberikan status kebangsawanan sehingga Madrid mulai menggunakan nama Real Madrid Club de Futbol. Real bisa diartikan sebagai Royal. Mulai saat itu pula, gambar mahkota mulai ditambahkan di bagian atas logo los Merengues. Tapi warna biru dan putih masih mendominasi logo tersebut.




1931-1941
Saat pemerintahan dibubarkan pada 1931, semua simbol yang berkaitan -termasuk gambar mahkota dan penggunaan kata Real- dihilangkan. Meski begitu, pihak klub coba mempertahankan unsur kerajaan dengan mengganti gambar mahkota pada logo Madrid dengan garis tebal melintang bewarna ungu. Sebagai catatan, warna ungu merupakan warna yang menjadi ciri khas kerajaan di Madrid. Sementara itu, tulisan MCF yang sebelumnya berwarna biru berubah menjadi emas.






1941-1997
Ketika perang sipil berakhir pada 1941, gambar mahkota kerajaan kembali digunakan pada logo Madrid. Tapi garis ungu melintang tetap dipertahankan. Berbeda dari sebelumnya, logo madrid dibuat berwarna dan didominasi warna emas. Nama klub pun kembali menjadi Real Madrid lub de Futbol (RMCF).





 

1997-2001
Pada 1997, terjadi sedikit perubahan pada logo Madrid khususnya pada bentuk mahkota yang dibuat lebih kecil dan sederhana. Sementara itu, garis ungu melintang berubah menjadi biru tua.





 


2001-Sekarang
Mengikuti perkembangan zaman di abad 21, Madrid melakukan perubahan kecil pada logonya, yaitu  tulisan MCF disesuaikan dengan ukuran lingkaran dan dipertegas dengan garis pinggir berwarna biru tua.

Minggu, 22 Mei 2011

Raul Gonzalez : Pangeran Real Madrid


Nama lengkap : Raul Gonzalez Blanco
Nama Panggilan : Raul
Kebangsaan : Spanyol
Lahir : di Madrid (San Cristobal de Los Ángeles)
Tanggal lahir : 27 Juni 1977
Tinggi/Berat : 180 cm/69 kg
Klub : Real Madrid
Posisi : Forward
No Punggung : 7
Istri : Mamen Sanz

Raul Gonzalez Blanco atau yang biasa disebut Raul lahir pada 27 Juni 1977 (31 tahun) adalah salah satu pemain yang menjadi ikon Real Madrid dan tim nasional Spanyol. Raul telah bermain di tim senior Real Madrid sejak tahun 1994. Raul yang saat ini menjabat sebagai kapten Real Madrid tersebut telah memainkan lebih dari 500 pertandingan bersama Los Galacticos dan mencetak 223 gol di ajang La Liga.

Karir junior Raul diawali pada tahun 1988 ketika pemain bertinggi 180 cm itu bergabung dengan klub lokal, San Cristóbal de Los Ángeles. Bakat Raul tercium pemandu bakat Atletico Madrid dan pada tahun 1990 Raul muda resmi bergabung dengan tim junior Atletico di Vicente Calderon.
Pada tahun 1992, Real Madrid yang menjadi rival utama Atletico terpikat dengan bakat Raul dan memboyongnya ke Santiago Barnebeu. Raul melakukan debut pada usia 17 tahun saat El Real dilatih Jorge Valdano. Raul menjadi pemain paling muda yang pernah bermain di tim senior Real Madrid.

Raul telah bermain lebih dari 100 pertandingan untuk tim nasional Spanyol dan merupakan pencetak gol terbanyak yaitu 47 gol. Ia tampil bersama Spanyol pada Piala Dunia 1998, Piala Eropa 2000, Piala Dunia 2002, Piala Eropa 2004, dan Piala Dunia 2006.

Saat Tim Matador menjuarai Piala Eropa 2008, Raul tidak dipilih oleh pelatih Luis Aragonés yang lebih mempercayakan lini depan Spanyol kepada Fernando Torres dan David Villa.

Masa Kecil Raul
Pedro Gonzalez Blanco, seorang tukang listrik, dan istrinya Maria Luisa yang mempunyai sebuah butik, mereka beserta anak-anak mereka hidup di Colonia Marconi, of San Cristobal de Los Angeles (Madrid).

Mereka mempunyai 3 orang anak, yang pertama bernama Pedro, sama seperti ayahnya, yang ke dua bernama Maria Luisa, sama seperti nama ibunya, dan yang ketiga, si bungsu, bernama Raul Gonzalez Blanco.

Raul anak yang tergolong kecil dibandingkan teman sebayanya, selain pendek, dia juga kurus. Belum lagi tubuhnya yang tidak tahan terhadap kuman penyakit. Raul tumbuh sebagai anak yang sering sakit-sakitan.

Keluarga Pedro Gonzalez Blanco, seperti keluarga kecil lainnya yang hidup di Madrid, tergila-gila kepada sepak bola. Pilihan pada saat itu, hanya 2, menjadi pendukung Real Madrid atau Atletico Madrid. Pedro mengarahkan kedua anak lelakinya untuk menjadi pendukung setia Atletico Madrid, seperti layaknya anak-anak lain, impian mereka adalah membela klub kesayangannya itu.

Pedro, dan juga Raul bermain sepak bola seperti layaknya anak-anak lain sebaya mereka. Tetapi, Pedro menangkap suatu hal yang berbeda dari anak bungsunya, postur Raul yang kurus dan pendek tidak membuatnya kalah berebut bola, bahkan dengan postur yang seperti itu, Raul dapat berkelit dengan mudah, berlari dengan lebih cepat, dan mengelak dengan lebih baik. He’s different.

Pedro dan Maria Luisa tidak ingin menyia-nyiakan bakat yang terdapat dalam diri Raul, pada umur 6 tahun, ayahnya mendaftarkan Raul ke klub sepak bola semiamatir, San Cristobal De Los Angelesa. Raul menjadi bintang bagi klubnya, tapi usianya yang belum mencukupi untuk mengikuti kejuaraan-kejuaraan menjadi hambatan bagi dirinya. Untunglah Pedro mendapat akal, Raul berganti identitas menjadi ‘Dani’, dan supaya terlihat lebih tua pada saat difoto, maka ‘Dani’ mengenakan kaca mata. Taktik itu berhasil, Raul dapat mengikuti kompetisi, dan untuk semakin memotivasi putra bungsunya, maka setiap gol yang dicetak Raul, dia mendapatkan hadiah 500 pesetas.

Satu tahun cukup bagi Raul untuk menjadi ‘Dani’, pada saat usianya telah mencapai 7 tahun, Raul semakin gemilang sebagai pemain sepak bola. Sepak terjangnya menarik perhatian klub kesayangannya, Atletico Madrid. Kariernya di Atletico Madrid dimulai pada tahun 1990, ketika dia diterima sebagai pemain Atletico melalui tim remaja “Cadete B”. Dan dalam beberapa bulan saja, Raul telah dipromosikan ke tim “Cadete A”, di sanalah Raul menjadi pemain yang semakin mengkilap dan menarik perhatian Presiden Atletico, Jesus Gil.

Secara keseluruhan Raul mencetak 65 gol untuk tim ini, dan membawa team remaja Atletico memenangkan Piala Raja 1992 dengan mengalahkan Real Madrid di final. Saat itu telah banyak orang yang meramalkan, kalau suatu saat Raul akan menjadi bintang.

Dan pada saat segala kecemerlangan Raul sebagai pemain remaja sedang bersinar, tiba-tiba saja Jesus Gil, karena kekurangan dana, menutup program Atletico Madrid Junior. Raul menjadi pengangguran. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Real Madrid, melalui agen pemain Fransisco de Garcia, yang memang sudah memantaunya sejak lama, Real menawarkan 15 ribu pesetas / bulan kepadanya.

Raul pun memilih untuk pindah ke Ciudad Deportivo, markas latihan Real. Keputusan yang membuat hati ayahnya hancur berkeping-keping, tapi sayangnya disambut dengan dingin oleh pihak Atletico. Yang pada akhirnya pada tahun 1994 mereka sesali dengan sepenuh hati. Bahkan Jesus Gil, melalui putranya Miguel Angel, berusaha untuk membujuk Raul kembali ke Atletico.

Sejarah Kostum bernomor 7
Nomor 10 seringkali menjadi angka keramat dalam satu team sepak bola. Biasanya kostum bernomer 10 dipercayakan kepada pemain bintang, atau kepada pemain yang menjadi nyawa sebuah tim. Lalu, kenapa Raul Gonzalez ‘hanya’ dipercaya mengenakan kostum nomer 7???
Kalau Raul mau, ia bisa saja menguasai kostum nomor 10 di Madrid, angka yang dibesarkan oleh idolanya, Diego Maradona. Tetapi Raul memilih nomer 7 sebagai nomor pribadinya.

Sebelum memilih Maradona sebagai idola, Raul lebih dahulu mengagumi Paulo Futre di Atletico Madrid, dan Emiliano Butragueno, bomber Madrid. Sejak ia bergabung dengan Real Madrid, kiprah Butragueno menjadi impiannya di masa depan.
Namun sang idola punya pemikiran lain dengan harapan Raul, “Saya pikir, pengganti saya yang paling pas di Madrid adalah Alfonzo Perez”. Butragueono boleh meramal, tapi Jorge Valdano punya pandangan sendiri.

Pada 27 Oktober 1994, ia mendaftarkan Raul sebagai anggota tim senior Madrid. Dua hari kemudian, Valdano memutuskan untuk mencadangkan Butragueono, dan menyerahkan kostum nomor 7 milik sang bomber kepada Raul saat Madrid bertandang ke Stadion La Romareda, markas Real Zaragoza.

Hal itu dapat terjadi karena saat itu kostum team belum diberi nama si pemain. Jadi, pemakai kostum bernomer 7 sah-sah saja berganti dalam sebuah kompetisi.
Beberapa waktu yang lalu, di team nasional Spanyol kita sempat melihat Raul mengenakan kostum bernomor 10. Raul berkali-kali menolak kostum yang diberikan Javier Clemente kepadanya itu, tapi karena desakan dari pelatih dan para petinggi, Raul menerima kostum tersebut.

Javier Clemente menyatakan bahwa dia memberikan kostum tersebut kepada Raul, karena ingin menunjukkan kepercayaannya kepada sosok Raul di lapangan. Apa boleh buat, ketika Clemente berhenti sebagai pelatih Spanyol, kostum bernomer 10 pun ditinggalkannya, dan dia mengenakan kembali nomor kebanggaannya, 7.

Kapten ReaL Madrid
Musim ini Raul menorehkan sebuah rekor baru dalam sejarah Real Madrid. Dalam usianya yang ke-26, Raul adalah pemain termuda yang berhasil menjadi pemimpin bagi sebelas orang pasukan Real Madrid.
Tetapi kita tidak akan mendengar keraguan yang ditunjukkan oleh para pendukung Real Madrid. Semenjak dia melakukan debutnya pada usia 17 tahun, semua pihak telah menyadari kalau suatu saat dia akan menjadi ikon klub terbaik abad ini.

Beberapa tahun belakangan ini, Raul selalu disertakan dalam pembicaraan baik antar pemain maupun dengan official klub, dan di dalam ruang lingkup itu dia selalu menjadi yang termuda. Dan sekarang ketika Roberto Carlos, Guti, dan Fernando Morientes, telah menjadi ketiga kapten pengganti klub, Raul tetap menjadi yang termuda di antaranya.

Dia menerima ban kapten tersebut dari Fernando Hierro, sahabat sekaligus gurunya, yang pensiun dari Real Madrid akhir musim lalu. Walaupun dia kecewa karena kehilangan kehadiran Hierro baik di dalam maupun di luar lapangan, akhirnya dia menerima tugasnya dengan baik, dan menjalani tugas barunya sebagai kapten Real Madrid.

"We have to think in the present but we must never forget what Hierro did for this club," adalah ucapan yang Raul ucapkan mengenai Hierro. Menurut Raul, Hierro adalah bagian dari sejarah Real Madrid, dan sebagai bagian dari Real Madrid, kita semua harus menghormati dan berbahagia atas segala yang telah dia lakukan terhadap Real Madrid. Dan Raul juga merasa bangga, telah mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan tugas dari orang yang telah mengajarkannya berbagai macam hal.

Setelah menjadi kapten, Raul berjanji dia tidak akan berubah, baik sebagai seorang pemain maupun sebagai seorang manusia. Dan kalaupun apabila sekarang dia terlihat lebih bersinar, itu karena dia juga merupakan juru bicara bagi team.

Kebintangan klub maupun pemain Real Madrid menurut Raul cukup rancu untuk dijalankan. Setiap orang yang melihat daftar nama yang muncul dari list pemain Real Madrid akan menganggap bahwa team ini dapat memenangkan apapun, tetapi menurutnya, sepak bola bukan sekedar nama di atas kertas, melainkan kerja keras dan keinginan untuk meraih kemenangan. “Football is not science. That is why we approach all matches as finals”

Pada awal kedatangan Carlos Queiroz sebagai pelatih baru Real Madrid, dia pun menyetujui bahwa Raul adalah orang yang paling tepat untuk menjadi kapten Real Madrid. Selain karena pengalamannya, kualitas permainannya, prestasinya, keberaniannya, kedewasaannya, dan ketenangannya. Tetapi karena satu kualitas yang tidak dimiliki pemain lain. “He understands player”.

Raul Madrid
Frase di atas sudah menjadi sebuah kata yang paten berada di otak pecinta Real Madrid. Raul Madrid. Raul hanya milik Madrid. Bagi para pendukung Real Madrid, Real Madrid tidak ada artinya tanpa Raul. Raul telah mendarah daging sebagai icon Real Madrid.

Berbagai pemain dengan segala macam keglamouran datang ke klub ini. Tapi kedudukan seorang Raul Gonzalez tidak akan tergantikan. Pemain-pemain seperti Zizou, Figo, Beckham, Carlos, dan Ronaldo adalah pemain yang tidak diragukan lagi kepopuleritasannya. Tapi mungkinkah suatu saat Raul Madrid menjadi Beckham Madrid?? Atau Luis Madrid??
Kemungkinannya 0 %

Para pendukung Real Madrid mendukung, menghormati dan mencintai setiap pemain yang bermain bagi Real Madrid. Tapi mereka hanya punya seorang Raja, seorang Jendral. Dan dia hanya Raul.

Musim Terakhir Raul Gonzalez di Real Madrid 
(1994 s/d 2010) 
Akhirnya Pangeran Madrid pun memutuskan keluar dari istananya tapi tidak untuk meninggalkan tahtanya. Walau Raul sudah memutuskan dan secara resmi dilepas Real Madrid untuk bergabung dengan Schalke 04 musim 2010-2011  tapi siapapun saya yakin sepakat bahwa Raul adalah seorang legenda, tidak hanya bagi Real Madrid dan Spanyol tapi bahkan juga bagi dunia sepak bola. Selain karena prestasinya di lapangan dengan gol-golnya, Raul pun menjadi sosok yang patut dijadikan contoh dari semangat fair play sepakbola. Ia adalah pesepakbola yang hingga kiprahnya 16 tahun di sepakbola profesional tidak pernah mendapatkan kartu merah. Bisa anda bayangkan kan, bagaimana Ia menjaga kesantunannya diatas lapangan hijau tersebut?
Raul Gonzalez (33 tahun) yang kemungkinan besar akan bergabung dengan salah satu tim Jerman musim 2010/2011 ini dengan skenario akhir pasca itu dia akan pensiun dan kembali ke Real Madrti yang telah dibelanya selama 16 tahun, Ia diyakni akan kembali dengan posisi lain yakni dijajaran manajemen atau bahkan bisa jadi merintis menjadi pelatih dsb!


Prestasi Raul Gonzalez :
Gelar Juara
La Liga : 6 kali (94-95, 96-97, 00-01, 02-03, 06-07, 07-08)
Piala Super Spanyol : 4 kali (1997, 2001, 2003, 2008)
Liga Champions : 3 kali (97-98, 99-00, dan 01-02)
Piala Super Eropa : 2002
Piala Interkontinental : 1998 dan 2002

Gelar Pribadi
- El Pichichi : 98-99 dan 00-01
- Pemain Terbaik Spanyol : musim 1996-1997
- Penyerang Terbaik UEFA : 2000, 2001, dan 2003
- Pemain Terbaik Piala Interkontinental 1998
- Pemain terbaik versi Federasi Sejarah Sepak Bola Internasional (IFFSH) 1999
- Olahragawan Terkemuka Spanyol 2000
- Pencetak gol terbanyak 2 kali pada Liga Champions: musim 1999 dan 2000
- Medali emas Royal’s Order untuk Olahragawan 2006
- Sepatu Perunggu Eropa 1999 dan 2001
- Medali perunggu Pemain Terbaik Dunia FIFA 2001
- Medali perak Pemain Terbaik Eropa 2002

Fakta dan rekor
- Pencetak gol terbanyak Real Madrid dengan 323 gol dalam 741 pertandingan di semua kejuaraan yang telah di ikuti 

- Mencetak 228 gol di Liga Spanyol dalam 550 pertandingan
- Mencetak 66 gol di Lga Champion dalam 132 pertandingan 
- Mencetak 18 gol di Copa Del Rey dalam 37 pertandingan
- Mencetak 7 gol di Piala Super Spanyol dalam 12 pertandingan
- Mencetak 1 gol di Piala Super Eropa dalam 3 pertandingan
- Mencetak 1 gol di Piala Interkontinental dalam 3 pertandngan
- Pencetak gol terbanyak Liga Champions yang masih aktif hingga sekarang dengan 71 gol dalam 144 pertandingan (66 gol bersama Real Madrid & 5 gol bersama Schalke 04)
- Mencetak gol ke-800 dalam sejarah timnas Spanyol pada 27 Maret 1997 saat melawan Austria
- Mencetak gol ke-900 dalam sejarah timnas Spanyol pada 7 September 2002 saat melawan Yunani
- Mencetak 2 gol dari 3 di pertandingan Final Liga Champions 2000 dan Final Liga Champions 2002
- Pencetak gol terbanyak saat melawan Barcelona dalam sejarah Real Madrid dengan 10 gol 

Sejarah Real Madrid


Nama lengkap

Real Madrid Club de Fútbol
Julukan
Los Blancos (Tim Putih)
Los Merengues (Tim Meringue)
Didirikan
6 Maret 1902
sebagai Madrid Football Club
Stadion
Stadion Santiago Bernabéu,
Madrid, Spanyol
(
Kapasitas: 80.354)
Presiden kehormatan
Alfredo di Stéfano
Presiden
Florentino Pérez
Pelatih kepala
José Mourinho
Liga
La Liga

Real Madrid Club de Fútbol adalah sebuah klub sepak bola Spanyol yang merupakan tim tersukses di dunia pada abad ke-20 menurut Fédération Internationale de Football Association, diikuti AC Milan di posisi kedua. Didirikan pada 6 Maret 1902, Madrid bermain di Divisi Utama Liga Spanyol atau yang dikenal sebagai Primera División. Sejak kompetisi tersebut dimulai pada 1928, Madrid belum pernah didegradasikan ke divisi bawah. Klub ini aslinya bernama Madrid Club de Fútbol, namun diizinkan menggunakan gelar Real setelah Raja Alfonso XIII dari Spanyol memberikan izin resmi kepada klub tersebut pada Juni 1920. Berkas:Real crestds.png Madrid bermain dalam kostum putih-putih, sehingga dijuluki Los merengues (Tim putih). Kandangnya berada di Stadion Santiago Bernabeu yang berkapasitas 80.354 penonton.
Sejak beberapa tahun terakhir, Madrid dikenal sebagai tim yang gemar membeli pemain-pemain top dunia, dan oleh karena itu diberikan julukan baru Los Galácticos (tim galaksi). Namun ironisnya, meski bertabur pemain bintang, klub ini selalu menuai prestasi buruk dengan gagalnya meraih satupun gelar pada tahun 2008-2010. Bahkan Real Madrid sejak terakhir kali menjuarai Liga Champions pada tahun 2002, mereka hampir selalu hanya meraih hasil terbaik sampai babak 16 besar Liga Champions

Sejarah

Klub Spanyol paling sukses ini boleh berbangga dengan berbagai gelar yang pernah diraihnya. Terbanyak menjuarai Primera Liga Spanyol, koleksi sembilan gelar Real Madrid di Liga Champions juga belum tertandingi klub manapun. Jika Madrid di era modern identik dengan Los Galacticos, klub ibukota Spanyol ini ternyata berdiri setelah terinspirasi kaum cendekiawan. Beberapa profesor dan mahasiswa asal Inggris memperkenalkan sepakbola dan Football Club Sky pun berdiri sebagai cikal bakal klub pada 1897. Tiga tahun berselang, klub terpecah menjadi Foot-Ball de Madrid dan Club Español de Madrid. Pada 1902, klub terakhir pecah lagi dan berdirilah Madrid Football Club, yang meraih gelar Copa del Rey 1905 dan turut mendirikan federasi sepakbola Spanyol pada 1909. Barulah pada 1920, klub menggunakan nama Real Madrid yang disematkan Raja Alfonso XIII.
Pada 1929, Madrid ikut memulai liga sepakbola Spanyol bersama sembilan klub lain. Hingga saat ini, bersama Barcelona dan Athletic Bilbao, Madrid menjadi klub yang tak pernah terdegradasi dari Primera Liga. Madrid memenangi gelar liga untuk kali pertama pada musim 1931/32. Pada periode ini, Madrid dipimpin presiden Santiago Bernabeu Yeste, yang membangun kembali stadion klub dan Ciudad Deportiva setelah rusak akibat Perang Saudara Spanyol. Awal 1953, Bernabeu mencetuskan ide menggunakan pemain berkelas dunia dari luar negeri. Penyerang kenamaan Argentina, Alfredo di Stefano, didatangkan. Sejarah pun mencatat kejayaan Madrid di Piala Champions sejak kali pertama digulirkan 1956. Madrid menjadi yang terbaik di Eropa selama lima edisi berturut-turut. Gelar keenam sukses diraih pada 1966.

Kejayaan juga terjadi di kancah domestik. Madrid tak tertahankan dengan menjuarai liga delapan kali pada periode 1960-an. Madrid mampu menjaga tradisi menjuarai liga pada setiap dasawarsa hingga terakhir kali melakukannya musim 2007/08. Pada 1980-an, bersama kuintet La Quinta del Buitre; yakni Emilio Butragueno, Manuel Sanchis, Martin Vazquez, Michel, dan Miguel Pardeza; Madrid lima kali berturut-turut menjuarai liga antara 1986 hingga 1990. Namun, mereka harus menunggu lama untuk melanjutkan kejayaan di Eropa. Baru pada 1997/98, 32 tahun setelah gelar terakhir, Madrid sukses menambah koleksi Liga Champions.
Pada dasawarsa 2000-an, kebijakan mengumpulkan pemain bintang, seperti yang pernah dilakukan Bernabeu, dilanjutkan presiden Florentino Perez. Pro dan kontra lahir, tapi Madrid tetap akan dikenal sebagai klub para pemain bintang.


Daftar pemain Skuad utama
Hingga 14 September 2010.
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
No.

Pos.
Nama
1

GK
Iker Casillas (captain)
2

DF
Ricardo Carvalho
3

DF
Pepe
4

DF
Sergio Ramos (wakil kapten)
5

MF
Fernando Gago
6

7

8

9

10

11

12

Marcelo (wakil kapten)

No.

Pos.
Nama
13

GK
Antonio Adán
14

16

17

18

19

20

21

Pedro León
22

23

24

25

Sedang dipinjamkan
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
No.

Pos.
Nama


No.

Pos.
Nama


Pemasok Kostum dan Sponsor
Pemasok Kostum
  • 1980-1986:Adidas
  • 1986-1994:Hummel
  • 1994-1998:Kelme
  • 1998-kini:Adidas

Pemasok Sponsor
  • 1982-1985:Zanussi
  • 1985-1989:Parmalat
  • 1989-1990:Reny Picot
  • 1990-1992:Otayasa
  • 1992-2001:Teka
  • 2001-2002:RealMadrid.com
  • 2002-2007:Siemens
  • 2007-kini:Bwin.com
Prestasi
  • Piala/Liga Champions: 9 (hasil dan finalis)
    • 1955/56 4-3 vs. Stade de Reims-Champagne
    • 1956/57 2-0 vs. A.C. Fiorentina
    • 1957/58 3-2 vs. AC Milan
    • 1958/59 2-0 vs. Stade de Reims-Champagne
    • 1959/60 7-3 vs. Eintracht Frankfurt
    • 1965/66 2-1 vs. Partizan Belgrade
    • 1997/98 1-0 vs. Juventus
    • 1999/00 3-0 vs. Valencia
    • 2001/02 2-1 vs. Bayer 04 Leverkusen
  • Piala Super Eropa: 1
    • 2002
  • Piala Interkontinental: 3
    • 1960; 1998; 2002
  • Piala UEFA: 2
    • 1984/85; 1985/86
  • Liga: 31
    • 1931/32; 1932/33; 1953/54; 1954/55; 1956/57; 1957/58; 1960/61; 1961/62; 1962/63; 1963/64; 1964/65; 1966/67; 1967/68; 1968/69; 1971/72; 1974/75; 1975/76; 1977/78; 1978/79; 1979/80; 1985/86; 1986/87; 1987/88; 1988/89; 1989/90; 1994/95; 1996/97; 2000/01; 2002/03; 2006/07; 2007/08
  • Copa del Rey: 18
    • 1904/05; 1905/06; 1906/07; 1907/08; 1916/17; 1933/34; 1935/36; 1945/46; 1946/47; 1961/62; 1969/70; 1973/74; 1974/75; 1979/80; 1981/82; 1988/89; 1992/93; 2010/2011
  • Supercopa de España: 8
    • 1988; 1989; 1990; 1993; 1997; 2001; 2003; 2008
  • Kejuaraan Regional: 18
    • 1903/04; 1904/05; 1905/06; 1906/07; 1907/08; 1912/13; 1915/16; 1916/17; 1917/18; 1919/20; 1921/22; 1922/23; 1923/24; 1925/26; 1926/27; 1928/29; 1929/30; 1930/31
  • Copa de la Liga: 1
    • 1984/85